Sedang terinspirasi ketika sedang merevisi proposal skripsi.
Setiap kali bimbingan skripsi, saya lebih baik repot2 membawa laptop daripada harus menge-print skipsi saya untuk dicoret2 oleh dosen dan harus direvisi lagi, lagi, dan lagi. Saya juga lebih memilih mengirim melalui email dari pada harus di print.
Dua masalah teratasi. Yang pertama, tidak buang2 duit untuk tinta dan kertas. Yang kedua, tidak menjadi salah satu kontributor dalam pemanasan global.
Tapi ketika propsal skripsi saya harus dikumpulkan di thesis biro, masalah kembali muncul: saya terpaksa harus nge-print proposal skripsi saya. OK then.
Ketika tiba saat sidang proposal, masalah semakin berat: saya harus membuat proposal skripsi saya menjadi rangkap 4!
Mari kira berhitung!
1 rangkap proposal skripsi sekitar 30-50 halaman. bahkan mungkin lebih (ini baru proposal loh). berarti menghabiskan kertas sebanyak itu.
Jika dirangkap 4, kita ambil contoh paling banyak, berarti 50 dikali 4 = 200. 200 lembar kertas sia2 terbuang, karena setelah itu proposal2 skripsi tersebut akan kembali dicoret2 oleh panelis untuk direvisi ulang.
Itu juga kalau setiap mahasiswa tidak melakukan kesalahan dalam proses penge-print-an, misalnya: salah ngasih halaman, salah nulis nomor, salah ketik, printer ngadat sehingga hasil print-an miring-miring, tinta habis ditengah jalan sehingga harus ngulang, dan masih banyak lagi. Anggaplah dari 50 lembar skripsi terdapat kesalahan 10 lembar. Berarti dari 200 ditambah 10 lembar. Total = 210 lembar kertas terbuang sia2.
nah! Itu baru untuk 1 mahasiswa dalam proses pengerjaan proposal skripsi. Bayangkan kalau di LSPR ada 1200 mahasiswa yang ikut skripsi tahun ini. berarti 210 lembar kertas dikali 1200 mahasiswa yang totalnya mencapai 252.000 lembar kertas tidak terpakai. Ingat! itu baru sampai proposal. Kalau sampai skripsinya yang notabene 2x lebih tebal dari pada proposal, anggaplah 1 mahasiswa memiliki proposal setebal 100 halaman dan harus kembali dirangkap 4. 1 rangkap untuk thesis biro, 1 rangkap untuk dosen pembimbing, 1 rangkap untuk entah siapa, dan 1 rangkap untuk kita. Apa semua itu terpakai? anggaplah setengah dari seluruh mahasiswa LSPR skripsinya tidak terpakai, maka coba kita hitung! 600 mahasiswa dikali 400 lembar kertas yang berarti jumlahnya mencapai 240.000 lembar kertas tidak terpakai. Kalau dijumlah secara keseluruhan ada 252.000 + 240.000 = 492.000 lembar kertas yang tidak terpakai dari 1 universitas (dalam hal ini LSPR) dalam 1 tahun.
padahal,\ menurut catatan, sebagian besar pohon pinus berdiameter 1 kaki (30.5 cm) dan tinggi 60 kaki(18 meter), ini menghasilkan volume sebesar 81,430 Inchi kubik kayu:
pi x radius2 x panjang = volume
3,14 x 62 x (60×12) = 81,430
Di lapangan, 2X4 kaki dari lembayran kayu mempunyai berat 10 pound dan terdiri dari 504 kaki kubik kayu. Ini menunjukan bahwa sebatang pohon pinus memiliki berat sekitar 1.610 pounds (81,430/504 * 10).
Pada pembuatan kertas, kayu pohon pinus diolah menjadi pulp (bubur kertas), hasil yang diperoleh sekitar 50%-nya saja, dehingga sebatang pohon pinus menghasilkan sekitar 805 pond kertas.
Jika kita bandingkan dengan berat kertas photocopy, 1 rim kertas photocopy mempunyai berat 5 pounds dengan jumlah kertas sebanyak 500 lembar. Sehingga berdasarkan perhitungan ini didapat (805/5 * 500)= 80,500 lembar kertas. Ini merupakan perhitungan kasar, akan tetapi kita bisa menggambarkan dari sebatang pohon pinus akan menghasilkan sekitar 80.500 lembar kertas
Jadi kalau sekitar 500.000 kertas tidak terpakai yg dihasilkan mahasiswa LSPR, berarti sekitar 6 batang pohon pinus yang kita tebang sia2.
Sekarang pertanyaannya adalah, ada berapa banyak universitas lain yg juga mengadakan skrispsi di Jakarta? Bagaimana kalau di Indonesia? Coba kalian bayangkan berapa banyak kertas yg harus terbuang? Berapa banyak pohon yg harus tertebang?
Hmm.. saya lupa hitung kertas2 yang digunakan untuk fotokopi bahan skripsi, buku2, jurnal, dll. tentunya banyak sekali ya..!
Lalu bagaimana caranya agar kertas2 itu tidak terbuang sia2??
Cara yang paling mudah adalah dengan menggunakan kembali (reuse) kertas tersebut menjadi kertas coret2an. Berikan kepada teman atau adik kalian yg masih sekolah sebagai kertas coret2an mereka waktu ulangan matematika, fisika, atau kimia.
Atau bisa juga kalian reuse kertas itu menjadi sesuatu yg kreatif, misalnya: dibuat origami burung2an atau kodok2an. Bisa juga kan kalian berikan hasil origami kalian itu buat pacar atau adik? Katanya kalau bisa bikin 1000 burung, keinginan kalian terkabul. Jadi daripada beliin sesuatu yg mahal, kalian bisa membuat sesuatu dari barang yg sudah tidak terpakai. Selain mengurangi Global Warming, kalian juga memberikan sesuatu dari hasil karya sendiri yg tentunya pasti lebih bernilai kan?
Selain itu, kalian bisa mengumpulkan semua kertas2 yg tidak terpakai itu, lalu hubungi nomor di bawah ini untuk medaur ulang (recycle) kertas:
- Kedai Daur Ulang Pak Salam
Jl. Mampang Prapatan XI No. 3A.
Telp: 021 790 0742 / 0856 1515 692 .
Pasti kalian juga memiliki ide lain untuk memanfaatkan kembali kertas2 yang tidak terpakai itu.
INGAT! meskipun kertas merupakan bahan yg bisa didaur ulang, tetap saja lebih baik tidak menggunakan kertas tersebut secara sia2.
Please NOTE: di sini bukan berarti saya menentang adanya skripsi loh.. cuma kepikiran dan mau sharing aja boleh kan?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar